Rabu, 01 April 2015

Kabuki, Seni Teater Yang Mengagumkan Dari Jepang

Pria itu tampak aneh dan menyeramkan. Matanya melotot dengan wajah yang berwarna putih , biru, merah dan hitam. Begitu pula dengan tatanan rambut dan kostumnya. Dia benar-benar tampil bagai makhluk dari dunia lain.


Begitulah salah satu penampilan pemain dalam Kabuki , kesenian tradisional yang berasal dari negara Jepang. Kesenian ini unik dan khas karena semua pemainnya menggunakan pakaian dan tata rias  yang tebal dan mencolok . Banyak pemain Kabuki yang menggunakan bedak yang terbuat dari tepung beras untuk riasan wajah yang tebal dan ada nuansa halus seperti keramik.


Dalam sejarahnya, Kabuki ini awalnya dimainkan sebagai pertunjukan drama tari pada tahun 1603 oleh Okuni, seorang pendeta wanita dari daerah Izumo.Saat itu  dia mengenakan kostum laki-laki dengan membawa pedang dan aneka aksesoris yang aneh dan tak biasa pada masa itu. Kisahnya saat itu bertutur  tentang laki-laki yang minum di kedai teh dengan ditemani oleh para wanita penghibur.


Seiring dengan perkembangan jaman, Kabuki kemudian digolongkan menjadi dua kategori yaitu Kabuki-odori ( Kabuki Tarian) dan Kabuki-geki ( Kabuki Sandiwara). Kabuki-odori dipertunjukkan sejak masa kabuki masih dibawakan oleh Okuni hingga di masa kepopuleran Wakashu-kabuki, di mana remaja laki-laki menari dengan diiringi lagu yang sedang populer dan disertai dengan akrobat.


Kabuki ini pada intinya ada 2 jenis pertunjukan yaitu Kabuki-kyogen dari semua karya yang dihasilkan pada zaman Edo dan  masih dipentaskan hingga saat ini. Kelompok pertama Kabuki-kyogen disebut Maruhon mono yang mengadaptasi sebagian besar cerita dari cerita Ningyo Jōruri (Bunraku).  Sedangkan kelompok kedua adalah  Kabuki kreasi baru. 


Dari segi cerita , Kabuki ada dua kategori yaitu yang  berasal dari dramatisasi kisah sejarah yang disebut Jidaimono.Untuk cerita kabuki dengan kisah berlatar belakang kehidupan masyarakat disebut Sewamono.


Yang menarik, pada masa Edo, pementasan Kabuki-kyogen perlu mendapat izin dari pejabat pemerintah  yang berwenang. Keshogunan Edo biasanya mengizinkan sebagian besar pementasan Kabuki yang diadakan sejak matahari terbit hingga sebelum matahari terbenam dengan catatan materi pementasannya tidak melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. 


Sedangkan untuk pementasan yang dilakukan pada malam hari sesudah matahari terbenam tidak diizinkan karena pemerintah khawatir banyaknya penonton Kabuki ini dapat  melakukan kegiatan yang  melawan pemerintah.



Kini Kabuki dikenal sebagai kesenian yang mengagumkan karena menggabungkan unsur tari, musik, pantomim dan drama. Banyak wisatawan yang menjadikan Kabuki ini sebagai hiburan yang wajib ditonton dalam kunjungannya ke Jepang.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar