Sabtu, 25 Juli 2015

Tradisi Brutal Membantai Ratusan Ikan Paus

Ikan paus bukanlah satwa yang berbahaya dan mengancam kehidupan manusia atau makhluk lainnya. Tetapi ternyata ada tradisi tahunan Grindadráp yang diadakan di Kepulauan Faroe, Denmark yang membantai ratusan ikan paus. Paus yang mati itu daging dan flubbernya  digunakan untuk makanan dan minyak.



Dengan menggunakan aneka senjata tajam seperti pisau dan tombak, ratusan warga setempat seperti kalap dan berlarian ke pantai saat di sana sedang ada banyak ikan jenis paus pilot yang sedang berkumpul. Mereka seakan berlomba mendapatkan ikan paus itu untuk mereka bantai. 


Ikan-ikan yang sudah ditebas dengan aneka senjata tajam itu lalu ditarik ke tepi pantai. Sontak lautan menjadi berwarna merah darah. Ada 250 ikan paus pilot yang dibantai dari dua pantai di Bour dan Tórshavn.
 

Tradisi brutal ini sudah berlangsung selama ratusan tahunan di Kepulauan Faroe. Ada banyak organisasi dan LSM yang menyuarakan penentangan dan penghentian Grindadap. Tapi aksi mereka seperti tak ada hasilnya dan tak didengarkan oleh pemerintah.


Bahkan, lima aktifis dari Sea Shepherd ditangkap oleh polisi saat melakukan aksi penolakan dan penghentian tradisi ini.


Wyanda Lublink, kapten Brigitte Bardot kepada aktivis Sea Shepherd bahwa ia percaya dua kapal angkatan laut Denmark, HDMS Triton dan HDMS Knud Rasmussen berada di Bour saat pembantaian paus pilot berlangsung.


Kapten Lublink mengatakan: " Itu sangat jelas bagi saya bahwa Angkatan Laut Denmark hadir di Bour untuk menjaga grindadráp, dan bahwa pembantaian itu akan dilanjutkan dengan persetujuan penuh dari  Angkatan Laut Denmark ".




'Bagaimana Denmark - bangsa anggota anti penangkapan ikan paus dari Uni Eropa, sesuai dengan hukum yang melarang pembantaian Cetacea - dapat mencoba untuk membenarkan kerjasama dalam pembantaian ini  "katanya.

 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar